Langkah kaki ini akhirnya tiba juga di ujung timur Indonesia. Lagu yang selalu aku nyanyikan dari kecil untuk menggambarkan betapa luasnya Indonesia, yaitu dari Sabang-Merauke. Sebuah mimpi yang akhirnya tercapai menginjakan kaki di ujung timur Indonesia ini. Hola Merauke!
Aku tiba di bandara pagi hari dan sudah menyewa mobil beserta drivernya terlebih dahulu karena aku langsung ingin menuju titik 0 km Indonesia. Sebenarnya ada pilihan lain selain menyewa mobil, yaitu naik Damri tapi waktunya sangat terbatas ketika di titik 0 km karena Damri langsung kembali lagi.
Oiya aku pergi bersama 8 orang lainnya yang berasal dari berbagai daerah. Ketika semuanya siap kami berangkat dan tentunya sarapan terlebih dahulu di kota karena tak terdapat tempat makan disana menurut sang driver.
Merauke merupakan sebuah kota yang tak terlalu besar, penduduknya juga tak terlalu banyak disini. Malah penduduk disini kebanyakan orang Jawa, orang asli Papuanya tak terlalu banyak. Driver dan tempat makan yang aku datangi juga orang Jawa, ketika ngobrol dengan driver memang beberapa tahun lalu pemerintah mencanangkan transmigrasi kesini, jadi banyak sekali orang dari Jawa yang sekarang tinggal di Merauke.
Setelah perut kenyang aku melanjutkan perjalanan yang kondisi jalannya cukup bagus dengan debu yang sangat tebal. Kami juga melewati Taman Nasional Wasur tapi sungguh sedih kondisinya yang tak terurus dan hewannya juga sudah tak banyak, malah menurut sang driver hampir jarang sekali melihat hewan di taman nasional.
baca juga: Catatan Perjalanan Sabang
Akhirnya setelah perjalanan sekitar 2 jam aku sampai juga di titik 0 km Indonesia. Oiya sebelum memasuki titik 0 km akan terdapat beberapa pos penjagaan TNI, kaca kendaraan wajib dibuka ya disini.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sebenarnya tak terdapat banyak hal yang dapat dilihat disini karena memang ini bukan objek wisata jadi hanya berupa tugu titik 0 km. Tapi tenang kamu akan melihat hal yang jarang sekali atau bahkan tak pernah kamu lihat sebelumnya, yaitu sarang semut.
Lah kok sarang semut? iya karena sarang semut disini mempunyai ukuran yang sangat besar, bahkan tingginya bisa sampai 2 meter lebih! Kebanyang dong gimana lamanya semut membuat sarang sebesar itu. Sarang semut disini memang sangat unik menurutku dan cukup keras. Tak hanya terdapat satu atau dua sarang tapi sungguh banyak sekali sarang semutnya.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Di perbatasan aku juga ngobrol dengan mama mama Papua New Guinea beserta anaknya. Sang mama sering sekali belanja ke Indonesia karena lebih murah dan dekat.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Disini seperti maju satu langkah kamu akan berada di Papua New Guinea dan ketika mundur sudah berada di Indonesia lagi. Perpindahan 2 negara yang sangat cepat :p
baca juga: Catatan Pendakian Gunung Kerinci, Atap Sumatra Yang Mempesona
Setelah puas menikmati tugu 0 km kami melanjutkan perjalanan ke beberapa tempat lainnya di Merauke tapi memang tak terdapat banyak pilihan. Oiya disini banyak patung-patung yang dahulu merupakan pejuang atau pahlawan. Waktu yang semakin siang membuat cacing di perut bergejolak, akhirnya kami mencari tempat makan tapi betul sekali tak terdapat banyak tempat makan jadi kami harus ke dekat kota terlebih dahulu.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami ingin pergi ke kapsul waktu tapi sungguh sayang ternyata tempatnya masih dalam proses pembangunan. Akhinya kami pergi ke taman dan taman disini terdapat Burung Kasuari dan Kangguru! Sungguh taman yang hanya ada di Papua! Disini kamu bisa memberi makan Kangguru tapi hati-hati ya.
baca juga: Kecantikan Itu Bernama Kelabba Maja
Waktu yang semakin sore menandakan kami harus segera ke penginapan, oiya tak banyak terdapat pilihan penginapan disini. Nah itulah perjalananku menginjakan kaki di titik 0 km Indonesia bagian timur.
Catatan
- Hotel 250k/kamar
- Mobil 875k, Bang heru +62 852 4464 7373 (termasuk driver+bensin)