Sabaaaang, yeay akhirnya aku bisa menginjakan kaki di Sabang, titik paling baratnya Indonesia. Keindahan Sabang sudah tak diragukan lagi, bahkan lebih banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung daripada lokal.
Sekitar pukul 9 pagi aku mendaratkan kaki di Banda Aceh, yap aku harus ke Banda Aceh terlebih dahulu karena Bandara Sabang sudah tak beroperasi lagi, entah apa penyebabnya padahal merupakan bandara yang cukup penting menurutku.
Setelah mendarat aku harus mengejar kapal cepat yang berangkat pukul 10, aku punya waktu satu jam untuk sampai di pelabuhan dengan mobil. Untung saja drivernya asli aceh jadi sudah tau jalan tercepat menuju kesana.
Setelah sampai aku langsung membeli tiket untuk 3 orang, yap karena perjalanan kali ini aku bertiga dan paling ganteng deh pokoknya :p. Kami segera bergegas naik ke kapal karena kapal sudah siap berangkat. Makasih buat kak Nova yang udah nahan kapal jadi kami tak ketinggalan deh.
Perjalanan menuju Sabang ditempuh sekitar 50 menit. Kapalnya juga enak dan bersih tapi jika naik kapal cepat tak bisa membawa kendaraan. Untuk kamu yang ingin membawa kendaraan bisa naik ferry dengan harga yang lebih murah tapi dengan waktu tempuh yang lebih lama.
Sekitar pukul 11 siang aku tiba di Sabang, Hola Sabang! akhirnya aku bisa menginjakan kaki di pulau ini.
Oiya di Sabang aku menyewa motor untuk berkeliling karena sabang cukup luas. Sewa motornya juga bisa diambil langsung di pelabuhan ketika turun kapal.
Sebelum menjelajahi Sabang aku mengisi perut terlebih dahulu di warung sekitaran pelabuhan. Setelah perut terisi kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Oaik Hitam yang jaraknya tak terlalu jauh dari pelabuhan.
Pantainya biasa saja dan dari namanya juga pasti udah tau dong pasirnya hitam. Di pantai ini aku solat jumat terlebih dahulu karena semua aktifitas berhenti ketika jumatan berlangsung.
Setelah aku selesai solat jumat kami melanjutkan perjalanan menuju Benteng Jepang yang jaraknya tak terlalu jauh dari pasir hitam. Ketika sampai Benteng Jepang tak ada penjaganya tapi terlihat beberapa orang sedang kumpul.
Letak bentengnya berada di atas, jadi kami harus menaiki beberapa puluh anak tangga terlebih daulu. Tenang saja tak terlalu tinggi kok hanya sekitar 2 menit kami sudah tiba di benteng. Dari benteng pemandangan indah dengan hamparan laut sabang yang sangat luas. Disini juga terdapat meriam tua yang cukup besar.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah puas menikmati Beteng Jepang kami melanjutkan perjalanan ke tulisan I Love Sabang yang searah dengan tujuan kami berikutnya. Di belakang tulisan I Love Sabang terdapat bandara jadi buat kamu yang membawa dorne tak dapat terbang disini.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Danau Aneuk Laot yang letaknya dekat sekali dengan tulisan I Love Sabang. Tak ada petunjuk arah untuk ke danau ini jadi harus pelan-pelan ya karena jalan masukanya hanya berupa gang kecil.
baca juga: Catatan Perjalanan Sumba
Danaunya sangat indah dan tenang menurutku, pokoknya kalo ke Sabang wajib ke danau ini deh. Warga sekitar juga banyak yang mancing disini karena ketika aku ngobrol dengan salah satu pemancing katanya ikannya banyak disini.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Dari Danau kami melanjutkan perjalanan ke Sumur Tiga. entah kita yang salah atau memang tak ada jalan masuk selain melalui Freddies jadi kami masuk sumur tiga melalui Resort Freddies.
Sebelum turun ke pantainya terdapat spot bagus menurutku dengan perpaduan pohon kelapa yang bikin kece badai. Pokoknya wajib dateng kesini deh.
Oiya di Freddies tak harus menginap kok kamu bisa main kesini dan bisa memesan makan juga. Kami memesan pizza ala Freddies dan ternyata rasanya enak sekali! pokoknya rekomen deh.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Waktu semakin sore yang menandakan kami harus segera bergegas menuju Iboih. Perjalanan ke Iboih cukup jauh dan di perjalanan kami diterjang hujan. Sekitar pukul 8 malam kami akhirnya tiba di Iboih.
Oiya malam ini kami akan bermalam di Homestay Erik. Tempatnya menurutku cukup enak dan nyaman. Tak terlalu jauh dan mempunyai pemandangan langsung ke laut tapi sayang belum tersedia di aplikasi online.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Iboih ini merupakan bukit yang dipenuhi oleh penginapan serta tempat makan. Suasananya juga sangat tenang menurutku dan aturan perda menurutku tak terlalu ketat disini (mungkin karena tempat wisata ya). Memang ada di beberapa penginapan yang jika kamu menginap berdua harus menunjukan buku nikah.
Hari Kedua
Sebelum matahari terbit aku sudah terbangun dan langsung keluar kamar untuk menikmati suasana Iboih di pagi hari. Ketika keluar di banyak sekali monyet di sekitar kamarku, bahkan sudah menunggu di depan pintu. Jadi jangan menaruh barang diluar ya.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Pukul 9 pagi kami berangkat menuju Pulau Rubiah yang berada di seberang penginapan dengan menggunakan kapal. Untuk mendapatkan kapal kami harus daftar dahulu dan menunggu giliran.
baca juga: Catatan Perjalanan Derawan
Buat yang ingin menyewa alat snorkeling ada di Iboih dan juga di Rubiah. Untuk di Rubih bisa menyewa ke bu Titin yang letaknya paling dekat dengan dermaga. Disitu aku juga menitipkan barang, ibunya baik banget deh.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Aku tak sempat snorkeling karena sibuk main drone dan disini kompas drone ku error jadi tak terpikir sama sekali untuk snorkeling deh. Menurut temanku banyak sekali ikannya disini dan juga terdapat spot mobil. Oiya disini diperbolehkan untuk mengambil ikan tapi hanya untuk menggnakan alat pancing.

Sumber: daisyjuliaaa.blogspot.com

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah dari Rubiah kami kembali ke penginapan untuk istirahat sekaligus menunggu dua teman yang menyusul. Tak terasa kami istirahat terlalu lama dan baru berangkat sekitar pukul 4 sore.
Tujuan sore ini menuju Goa Sarang tapi kami tak sempat masuk ke goanya karena waktu yang kami punya hanya terbatas. Jadi hanya main ayunan sambil menikmati pemandangan laut dari atas tebing saja.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke tugu 0 km yang jaraknya sekitar 20 menit. Kondisi jalan cukup bagus tapi ada beberapa titik yang hancur. Sepanjang jalan juga banyak terdapat monyet jadi hati-hati ya jangan sampai ditabrak.
baca juga: Film Pendakian Gunung
Akhirnya sampai juga di titik 0 barat Indonesia. Disini terdapat tugu yang bisa dinaiki untuk melihat hamparan laut lepas. Oiya sebenarnya Pulau Weh bukan merupakan pulau paling barat tapi ada Pulau Benggala yang merupakan pulau paling baratnya Indonesia tapi akses kesana masih sangat sulit dan menurut warga sekitar menjadi pangkalan militer.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Sang surya perlahan mulai meninggalkan bumi bagian sabang dan menandakan juga kami harus segera kembali ke Iboih. Sesampainya di Iboih kami mengisi perut dulu di salah satu kafe disini sampai akhirnya istirahat karena sudah tak kuat lagi.
Hari Ketiga
Kami harus berangkat pagi-pagi karena kapal dari pelabuhan menuju Banda Aceh berangkat pukul 8 pagi tapi kami berangkat dari penginapan kesiangan dan ketinggalan kapal. Padahal ketika kami sampai kapalnya baru saja lepas jangkar dan hanya bisa dadah-dadah.
Karena ketinggalan kami akhirnya naik ferry yang berangkat pukul 10 siang. Saranku sih jika membeli tiket kapal cepat jangan beli pergi pulang karena tak dapat ditukar jika ketinggalan.
Nah itulah perjalananku di Sabang, selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Banda Aceh. Semoga perjalananmu ke Sabang menyenangkan, selamat berlibur!
Catatan
- Mobil anter jemput Bandara-pelabuhan Bang Raja 0852 6002 2296 = 120K
- Tiket Kapal Cepat = 80k pergi dan pulang 60k
- Sewa motor Sabang Bang Udin 0852 6154 8792 = 80k/hari
- Homestay Erik, Bang Zul 0852 6040 8660 = 350k/malam
- Kapal nyebrang ke Rubiah = 100k/kapal bisa untuk 5 orang
- Goa Sarang = 5k
- Sewa alat snorkeling = 40k
malam kak. maaf saya mau minta izin, boleh gak foto-foto kakak saya gunakan untuk brosur kegiatan kantor saya? terimakasih banyak kak.
Hola Kak Shabrina,
Silakan asal mencantumkan sumber kak
Sangat foto-foto yang dihasilkan… bolehkan saya mengambil beberapa gambar untuk saya promosikan di media sosial
Hola Kak, silakan asal mencantumkan sumbernya kak
Hallo dik, ijin ya tulisannya saya kopi untuk contoh tulisan feature perjalanan di buku yang mau saya tulis. Insya Allah sumber tetap saya cantumkan…Mksh.
Hola Bu Asmi
Silakan bu, suksees bukunya bu!
Alhamdulillah terima kasih…sukses juga untuk Itsnain…