Perjalanan kali ini aku akan menginjakan kaki di Morotai. Yap pulau yang menjadi basis pertahanan sekutu ketika Perang Dunia 2 berlangsung. Lokasinya yang sangat strategis membuat Morotai sangat dilirik pihak sekutu.
Aku memulai perjalanan dari Ternate dengan menggunakan KM Geovani yang berangkat pada Rabu jam 7 malam di jadwal tapi baru berangkat sekitar setengah 10 malam. KM Geovani berlayar Ternate-Morotai Rabu dan Jumat, sedangkan Morotai-Ternate Kamis dan Sabtu.
Ada juga KM Ratu Maria yang berangkat Ternate-Morotai Selasa dan Kamis, sedangkan Morotai-Ternate Rabu dan Jumat. Perjalanan ditempuh sekitar 12 jam.
Sebenarnya ada pesawat langsung ke Morotai dari Ternate tapi aku ingin berlayar dan hemat biaya :p
Setelah berlayar semalaman akhirnya aku sampai juga sekitar jam 9 pagi. Oiya trip kali ini aku pergi bersama kedua temanku.
Hola Morotai

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah sampai kami langsung mencari tempat makan karena cacing di dalam perut sudah berbunyi setelah berlayar semalaman. Kami makan tak jauh dari pelabuhan dan menginap di dekat situ.
Setelah istirahat sejenak dan bersih-nersih kami melanjutkan perjalanan ke Museum Perang Dunia 2 dan Trikora. Oiya kami naik bentor untuk sampain ke musem, tak sampai 10 menit kami sudah sampai

Sumber: Dokumentasi Penulis
Museum ini cukup menarik buatku karena tatanannya yang membuat orang jadi penasaran dan ingin melihatnya tapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki seperti keterangan foto dan jam buka yang tak jelas. Jado tak ada jam buka di museum ini jadi suka-suka sang penjaga.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah dari museum kami melanjutkan perjalanan ke rumah pak ……. tapi sayang rumahnya sudah pindah dan cukup jauh sekitar 10km karena waktu yang kami punya terbatas jadi tak sempat kesana.
baca juga: catatan perjalanan Bulukumba
Setelah itu kami ke pelabuhan mencari kapal untuk pergi ke Pulau Dodola esok. Setelah mencari cari akhirnya kami menemukan harga yang pas untuk bertiga tapi menggunakan kapal tradisional biasa, tak apalah yang penting dapat dengan harga murah karena cuma bertiga.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Waktu yang semakin sore membuat kami ingin melihat sunses, kami memutuskan untuk melihatnya dari Army Dock. Letaknya tak terlalu jauh dari kota, tak sampai 10 menit jika naik bentor.
Army Dock ini dahulu merupakan tempat pelabuhan sekutu yang datang ke Morotai. Disini banyak yang berjualan khas pantai. Jadi tenang saja tak perlu takut kelaparan.
Setelah menunggu beberapa saat sepertinya semesta belum mendukung, masih ada awan tebal diujung sang surya terbenam. Karena balik sudah malam tak ada bentor dari sini jadi terpaksa baliknya jalan kaki ke kota.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Hari Kedua
Pagi ini kami bersiap untuk mengunjungi pulau di sekitaran Morotai. Tujuan pertama adalah Pulau Zum Zum Mc Arthur. Pulau ini dahulu merupakan tempat beristirahat sang Jendral ketika PD 2 berlangsung. Di Pulau ini terdapat resort tapi seperti tak terurus, entah apa penyebabnya.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Kalorai yang letaknya di belakang Zum zum. Di Pulau Kalorai terdapat desa wisata, rumahnya tertata rapi dan jalannya pun sudah konblok.
baca juga: Catatan Perjalanan Misool
Dari dermaga sebenarnya sudah terlihat desa wisata, mulai dari dermaganya yang rapih, petunjuk arah dkk. Oiya terdapat beberapa penjual oleh-oleh disini.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Dodola yang letaknya disamping Kolorai. Dodola memiliki dua pulau, yaitu Dodola Besar dan Dodola Kecil. Di Dodola besar terdapat homestay tapi hanya ada dua rumah dan satu rumah terdapat dua kamar.
Ketika kami kesana laut sedang surut sehingga kedua pulau tersambung oleh pasir putih nan panjang. Nikmat sekali rasanya tapi sang mentari benar-benar terik, seperti ada tiga mentari di Morotai menurutku.
Oiya jika ke Dodola kecil pakai lotion ya karena agasnya super duper banyak. Aku sendiri tak betah bertahan lama-lama di Dodola Kecil. Sungguh gatal rasanya terkena agas tapi jangan digaruk ya karena bisa semakin gatal dan merah.
Kami juga mengisi perut terlebih dahulu disini oleh bekal yang sudah dibungkus dari Morotai. Menikmati keindahan serta tidur siang, ah sungguh nikmat rasanya.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Pulau Galo-galo yang jaraknya tak terlalu jauh karena pulaunya pun terlihat dari Dodola. Pulau ini tak kalah indah dengan Dodola tapi sayang sungguh sayang kondisinya sangat kotor. Banyak sampai bekas minuman kemasan disini, sedih rasanya.
Ingat apapun yang kamu buang sembarangan dapat sampai kemanapun loh karena terbara air laut.

Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah itu kami harus kembali ke Pulau Morotai karena kami akan kembali ke Ternate sore hari dengan mengunakan KM Bunda Maria. Selain itu juga ada peringatan dari BMKG tentang ombak tinggi pada sore hari, maklum kapal yang kami gunakan sangat kecil dan tak tahan ombak rasanya.
baca juga: Catatan Perjalanan Banda Naira

Sumber: Dokumentasi Penulis
Nah itulah perjalanan singkatku selama di Morotai, semoga perjalananmu selama di Morotai menyenangkan, Selamat menikmati Morotai!
Catatan
- Kapal KM Geovani = 165k/orang
- Bentor penginpan-museum = 10k/orang
- Homestay Dodola
- Kapal jelajah pulau = 500k
- Penginapan di Morotai = 250k/kamar
- Bentor di Mortai dekat = 5k/orang
- Bentor di Morotai jauh = 10k/orang