Home Catatan Perjalanan Catatan Perjalanan Backpacker ke Raja Ampat

Catatan Perjalanan Backpacker ke Raja Ampat

Tujuanku kali ini adalah Raja Ampat, gugusan kepulauan cantik nan indah di Indonesia Timur. Kalo kamu tak tahu Raja Ampat kebangetan banget sih :p. Oiya Raja Ampat juga dijadikan sebagai latar belakang pada uang seratus ribu, uang yang bikin kamu bahagia kalo ada banyak di dompet 😀

Kali ini aku mengawali perjalanan via udara dari Ambon menuju Sorong yang ditempuh hanya 45 menit. Aku sampai di Sorong tepat jam setengah 11 siang ketika sang surya hampir berada tepat diatas kepala. Ini pertama kalinya loh aku menginjakan kaki di tanah Papua. Hola Papua!

Oiya kali ini aku menggunakan jasa open trip karena kalo solo biayanya sangat mahal untuk sewa kapal dan ketebulan ada yang subsidi juga jadi harus dimanfaatkan sebaik mungkin :p

Setibanya di bandara aku langsung di jemput menuju pelabuhan rakyat sorong. Jika ingin menghemat biaya kamu dapat naik ojek di depan bandara. Jaraknya tak terlalu jauh hanya sekitar 10 menit dari bandara.

Dari pelabuhan aku akan menuju Waisai dengan kapal cepat tapi karena baru jam 11 aku harus menunggu kapal berangkat sampai jam 2 siang. Oiya di pelabuhan rakyat sorong aku tak melihat adanya ATM jadi kamu harus mempersiapkan uang cash.

Cacing di dalam perut yang sudah tak bisa diajak berdamai lagi membuatku mencari tempat makan di sekitar pelabuhan. Akhirnya aku menenukan satu tempat makan di pojok pelabuhan, oiya tak banyak tempat makan berat yang tersedia, lebih banyak yang berjualan cemilan.

Kapal Cepat Sorong-Waisai
Kapal Cepat Sorong-Waisai PP
Sumber: Dokumentasi Penulis

Jam tanganku menunjukan pukul setengah 1 dan menurut petugas loket sudah bisa naik ke kapal. Aku bergegas menuju ke kapal agar bisa tidur, maklum mata sudah 5 watt akibat kurang tidur semalam di Ambon. Oiya kapalnya menurutku bagus loh dan nomor kursi sesuai dengan tiket. Usahakan pesan di loket ya biar dapat nomor kursi karena kalo pesan diatas kapal kamu tak akan dapat nomor kursi.

baca juga: backpacker ke ternate

Selama perjalanan aku tidur dengan sangat nyenyak dan ketika terbangun ternyata kapal sedang ingin bersandar di Waisai. Oiya perjalanan Sorong-Waisai ditempuh selama 2 jam. Sesampainya di Pelabuhan Waisai aku langsung dijemput dan diarahkan untuk membeli pin Raja Ampat. Pin ini seperti tiket masuk untuk spot-spot di Raja Ampat yang berlaku selama setahun.

Pelabuhan Waisai
Pelabuhan Waisai
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah membeli pin aku langsung naik ke speedboat untuk menuju homestay yang berada di Pulau Mansuar. Perjalanan ke Pulau Mansuar ditempuh selama satu jam. Pulau Mansuar adalah pulau yang dikelilingi oleh homestay dengan ditengah-tengahnya berupa hutan yang masih sangat lebat.

Tak lama sampai di homestay senja pun tiba tapi kabut tebal menutupi sang surya yang akan meninggalkan bumi bagian Papua. Oiya dalam trip ini aku tergabung bersama 14 orang lainnya yang berasal dari berbagai daerah.

 Homestay di Pulau Mansuar
Homestay di Pulau Mansuar
Sumber: Dokumentasi Penulis

Di hari kedua pukul setengah 5 pagi aku sudah terbangun untuk bersiap ke wayag. Setelah bersiap-siap merapihkan peralatan yang akan dibawa aku pergi ke rumah tempat kumpul untuk makan. Aku sarapan terlebih dahulu karena akan menempuh perjalanan laut selama 4 jam.

Pukul 5 pagi speedboat berangkat menuju wayag. Oiya tak ada toilet dalam speedboat ini yang berarti harus tahan buang air kecil ataupun besar. Setelah 3 jam berlayar speedboat tiba di Desa Selpele untuk meminta izin masuk ke wayag. Disini ada toilet loh jadi kamu bisa melepaskannya disini :p

baca juga: pendakian gunung prau via dieng

Tak lama di Desa Selpele speedboat berlayar lagi menuju Wayag, sebelum memasuki Wayag speedboat berhenti sejenak untuk melapor di pos singgal kemudian langsung memasuki Wayag. Perjalanan dari Desa Selpele sampai ke Wayag ditempuh selama sejam.

Memasuki wilayah Wayaq
Memasuki wilayah Wayag
Sumber: Dokumentasi Penulis

Akhirnya speedboat bersandar di depan spot Wayag 2. Nah dari sini aku harus trekking untuk bisa sampai ke puncak Wayag 2. Jalannya pun cukup curam dengan bebatuan yang sangat tajam. Aku sarankan kamu memakai sepatu trekking karena medan yang lumayan terjal.

Tangga dari kapal ke puncak Wayaq
Tangga dari kapal ke puncak Wayag
Sumber: Dokumentasi Penulis

Jalan menuju puncak Wayaq 2
Jalan menuju puncak Wayag 2
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah perjalanan menanjak sekitar 10-15 menit akhirnya aku sampai di puncak Wayag. Terbayar sudah perjuangan tanjakan serta bebatuan terjal yang siap membuatmu luka dengan pemandangan Wayag yang akan membuatmu berdecak kagum. Sungguh indah sekali pemandangan dari sini, Indonesia memang juara!

Wayaq
Wayag
Sumber: Dokumentasi Penulis

Wayaq Raja Ampat
Wayag dari Drone
Sumber: Dokumentasi Penulis

Aku hanya sekitar 20 menit di puncak Wayag karena tempatnya tak terlalu luas serta rombongan lain sudah tiba untuk antri. Perjalanan turun lebih lama dibanding naik karena harus bergantian dengan yang mau naik. Setelah semua kembali ke speedboat, aku melanjutkan perjalanan ke pos Wayag untuk makan siang dan bermain dengan Hiu!

Di pos Wayag aku bermain dengan Hiu dan bisa juga loh berenang bareng. Rasanya ngeri-ngeri gimana gitu berenang di samping ada Hiu. Hiu ini bisa dibilang juga vampire laut karena sangat peka terhadap darah, jadi kamu yang sedang berdarah jangan coba-coba bermain disini ya.

Oiya Hiu tak memakan manusia loh karena daging manusia itu pahit tapi Hiu menggigit untuk melindungi dirinya. Ketika digigit kamu akan berdarah kemudian mengundang Hiu lain untuk datang dan menggigitmu. Coba deh cari di mbah google tak ada manusia yang dimakan Hiu.

Bermain bersama hiu
Bermain bersama hiu
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah bermain bersama Hiu speedboat harus bersiap-siap kembali ke homestay karena perjalanan pulang akan kembali memakan waktu 4 jam. Sekitar pukul setengah 5 sore aku sudah sampai di homestay. Aku bersiap menikmati sang surya terbenam tapi semesta masih belum mendukung karena hujan turun.

baca juga: Catatan Perjalanan Belitung 4 Hari 3 Malam

Dihari ketiga aku bangun pukul 5 pagi dan seperti hari kemarin langsung bersiap dan sarapan sebentar untuk menuju Pianemo. Perjalanan menuju Pianemo hanya satu setengah jam. Di Pianemo sudah terdapat dermaga kecil dan jalan menuju puncak Pianemo juga sudah berupa tangga. Perjalanan ke puncak ditempuh kurang lebih 5 menit saja.

Dermaga Pianemo
Dermaga Pianemo
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pianemo
Pianemo
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pianemo Raja Ampat
Pianemo
Sumber: Dokumentasi Penulis

Painemo
Foto ala ala dulu
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah menikmati Pianemo kami melanjutkan perjalanan ke Bukit Bintan yang letaknya sangat dekat.

Telaga bintan
Telaga Bintan
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setalah dari Bukit Bintan waktunya untuk snorkeling ke Arborek sekaligus makan siang. Terumbu karang disini tak terlalu beraneka ragam tapi ikannya banyak sekali sampai aku susah berenang. Setelah dari Arborek perjalanan dilanjutkan ke pasir timbul yang letaknya tak terlalu jauh dari homestay

Pasir Timbul raja ampat
Pasir Timbul raja ampat
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah itu speedboat melanjutkan perjalanan ke Cape Kri untuk snorkeling tapi semesta masih belum mendukung karena arus bawah laut kenceng dan ombak yang tinggi.  Setelah itu speedboat langsung menuju Yenbuba untuk snorkeling. Aku tak sempat turun karena kalamaan main drone dan menurut temanku arus cukup kencang jadilah hanya foto-foto melalui udara.

 Yenbuba
Jembatan Yenbuba
Sumber: Dokumentasi Penulis

Yenbuba Raja Ampat
Yenbuba
Sumber: Dokumentasi Penulis

Setelah dari Yenbuba speedboat kembali ke homestay. Sepertinya senja sore ini akan cerah, sambil menunggu senja kami santai di jembatan dekat homestay

Senja di Pulau Mansuar
Senja
Sumber: Dokumentasi Penulis

Senja selalu menyenangkan. Kadang dia hitam kelam, kadang dia merah merekah. Tapi langit, selalu menerima senja apa adanya -Istri Dari Masa Depan

Pulau Mansuar Raja Ampat
Jembatan Pulau Mansuar
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pulau Mansuar
Ikan dijemur
Sumber: Dokumentasi Penulis

Pulau Mansuar
Ada yang gayangnya beda sendiri ternyata
Sumber: Dokumentasi Penulis

Esok harinya kami keliling Pulau Mansuar dan snorkeling di depan homestay karena tak punya banyak waktu lagi dan harus segera ke Waisai untuk naik kapal cepat jam 2 ke Sorong. Semua berpisah di Pelabuhan Rakyat Sorong. Tak terasa kami sudah menghabiskan waktu empat hari bersama. Semoga bisa bertemu kembali di perjalanan selanjutnya!

Kapal Cepat Waisai Sorong
Perjalanan pulang menggunakan kapal cepat Waisai-Sorong
Sumber: Dokumentasi Penulis

Ringkasan Perjalanan:

Hari pertama: Bandara Sorong-Pelabuhan Rakyat Sorong-Waisai-Pulau Mansuar

Hari kedua: Pulau Mansuar-Desa Selpele-Wayag-Pos Wayag-Pulau Mansuar

Hari ketiga: Pulau Mansuar-Pianemo-Telaga Bintan-Arborek-Pasir Timbul-Cape Kri-Yenbuba-Pulau Mansuar

Hari keempat: keliling Pulau Mansuar-Waisai-Pelabuhan Rakyat Sorong-Bandara Sorong

Catatan:

  • Ojek bandara-pelabuhan rakyat 30k
  • Kapal cepat Sorong-Waisai 100k
  • Pin 500k

6 COMMENTS

  1. Halo kak.
    Open tripnya pakai travel mana dan itu apa sudah include hostel, makan dan biaya explore wisata disana?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Catatan Perjalanan Jembatan Gantung Situ Gunung

Langkah kaki ini mengarah ke Sukabumi atau temanku menyebutnya dengan nama Like Earth. Tujuan kali ini adalah mengunjungi Jembatan Gantung Situ Gunung yang lagi...

Catatan Perjalanan Rammang-Rammang Makassar

Tujuanku kali ini adalah mengunjungi Rammang-rammang yang berada di Maros, Sulsel. Untuk kamu yang tak punya banyak waktu dan bingung mau kemana...

Si Biru nan Cantik itu Bernama Danau Kaco

Setelah mendaki Gunung Kerinci ada sebuah danau yang wajib kamu kunjungi, yaitu Danau Kaco. Danau yang terletak sekitar 2 jam dari Kayu...

5 Film Survival Terbaik yang Wajib Ditonton

Petualangan di alam bebas menjadi salah satu film yang sangat menarik untuk ditonton tapi tak semua film berjalan sesuai harapan penonton. Banyak...