Kali ini aku akan menjejakan kaki di Rinjani! Iyap betul Rinjani salah satu gunung dengan pemandangan terindah di Indonesia. Rinjani dan Segara Anak pernah menjadi latar pada uang 10.000 loh, kalo kamu lupa uangnya yang mana, nih aku kasih liat deh
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah menempuh hampir 2 jam perjalanan udara aku akhirnya mendarat di Pulau Lombok, Hola Lombok!
Sebelum membaca lebih lanjut, ketika ke Rinjani kamu wajib tidak membuang sampah sembarangan! bawa trash bag! kalo masih buang sampah sembarangan mending di rumah aja deh!
Yap perjalananku akan dimulai dari Bandara Lombok dengan menyewa mobil AVP menuju Sembalun. Perjalanan Bandara Lombok-Sembalun membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Aku tiba di Sembalun pukul 2 malam dan langsung istirahat. Oiya di Sembalun aku bermalam di tempat temanku. Di Sembalun banyak sekali penginapan yang murah meria, tanya saja orang Sembalun dengan menyesuaikan budgetmu nanti akan diantarkan atau kamu juga bisa mencarinya di applikasi online.
Pukul 9 pagi aku bersiap-siap untuk pendakian ke Anjani! Setelah semuanya siap aku berpamitan dengan temanku karena sudah mau menampungku. Setelah itu aku berjalan menuju pintu gerbang Sembalun yang jaraknya sangat dekat. Oiya aku mendaki bersama seorang temanku yang berasal dari Bandung.
Sebelum memulai pendakian aku melakukan pendaftaran terlebih dahulu di pos Sembalun dan memulai pendakian jam 10 tepat dari gerbang Sembalun. Perjalanan dari Sembalun menuju pos 1 masih datar dengan melewati ladang-ladang warga. Panas cukup menyengat karena jarang sekali terdapat pohon, saranku sih pake sunblock ya biar kulitmu tak terbakar.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 45 menit akhirnya aku sampai di pos 1. Pos 1 hanya berupa shelter yang ramai untuk pendaki yang mau istirahat terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Aku sendiri tak istirahat karena mau hajar terus sampai pos 2.
Perjalanan menuju pos 2 mulai menanjak tapi masih datar dengan hamparan sabana. Matahari masih menyinari dengan sangat teriknya. Aku melewati beberapa jembatan dan sebelum memasuki pos 2 terdapat jembatan yang terdapat sumber air dibawahnya.
Untuk kamu yang sudah kehabisan air bisa mengisinya terlebih dahulu disini. Tapi untukmu yang masih mempunyai cadangan air cukup aku sarankan tidak mengisinya karena disini airnya terasa kurang segar. Aku sih mengambilnya untuk mamasak saja karena jika diminum langsung ya begitulah rasanya :p
Setelah sumber air menanjak sedikit kamu akan sampai di pos 2, oh akhirnya pos 2 dimana aku akan beristirahat sejenak. Perjalanan pos 1-pos 2 ku tempuh selama 1 jam.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah beristirahat sejenak aku melanjutkan perjalanan menuju pos 3. Perjalanan menuju pos 3 mulai menanjak tapi masih cukup datar. Pemandangan menuju pos 3 berupa sabana dengan latar belakang puncak Rinjani. Sebelum memasuki pos 3 medan akan menuruni lembah kemudian menanjak kembali yang cukup membuat paru-paru kembang kempis. Setelah tanjakan selesai aku tiba di pos 3, perjalanan pos 2-pos 3 ku tempuh selama 40 menit.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Pos 3 Sembalun merupakan pasir yang dahulu merupakan jalur lahar dari letusan Rinjani. Disini aku akan bermalam terlebih dahulu. Tempatnya tak terlalu luas jadi pilihlah tempat yang datar agar tendamu tak miring dan turun-turun saat tidur :p
Setelah membuka tenda saatnya memasak karena cacing di dalam perut sudah bernyanyi. Menu makanan kali ini adalah oatmeal dengan buah-buahan.
Terang mulai berganti dengan gelap tapi semesta kurang mendukung karena sedikit mendung dan angin kencang jadi belum bisa hunting foto deh. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur karena besok akan melewati Bukit Penyesalan!
Sekitar jaml 5 pagi aku sudah terbangun dan bersiap membuat sarapan dengan menu sandwich gandum biar kayak bule-bule gitu :p. Setelah sarapan aku bersiap untuk menunaikan kewajiban pagi terlebih dahulu yaitu bertapa (baca BAB). Setelah itu aku packing dan bersiap untuk menuju Plawangan Sembalun, Bukit Penyesalan aku datang!
Cuaca sangat cerah hari ini dan tepat setengah 7 aku berangkat, kenapa pagi sekali? aku memang sengaja memilih berangkat pagi agar tak terlalu siang sampai di Plawangan Sembalun. Bukit Penyesalan jika jalannya terlalu siang sudah sangat terik dan juga berdebu karena berpapasan dengan pendaki yang akan turun
Awal pendakian langsung menanjak dengan tanjakan-tanjakan khas Bukit Penyesalan yaitu berdebu! Tak banyak pohon tingggi yang dapat kamu jadikan tempat berteduh dari terik sang surya yang sangat menyengat, jangan lupa pakai sunblock dulu biar tak terbakar.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Pesanku sih nikmati saja Bukit Penyesalan dan jangan mengeluh, semakin mengeluh semakin terasa tak sampai-sampai. Jangan juga menghitung sudah berapa bukit yang dilewati karena akan terasa bertambah lama. Bukit Penyesalan itu seperti dia yang penuh dengan harapan palsu :p
Setelah bercumbu salama 3 jam di Bukit Penyesalan dengan debu dan teriknya sang surya akhirnya aku tiba juga di ujung Plawangan Sembalun! Yuhuuu! Eits jangan senang dulu karena untuk menuju tempat camp aku harus berjalan lagi sekitar 10 menit, sebenarnya bisa saja camp disini tapi jauh dari sumber air.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah menemukan tempat camp yang pas waktunya membuka tenda dan memasak. Setelah selesai membuka tenda jam di tangan ternyata baru menujukan pukul 10 siang. Menu kali ini adalah spagethi dengan taburan keju dan daging ham ala-ala bule gitu :p
Setelah makan siang waktunya tidur di bawah pepohonan nan rimbun, kenapa malah tidur? karena nanti malam kita akan bertempur dengan pasir-pasir anjani jadi harus mengisi energi full tank!
Aku baru terbangun pukul 4 sore. Setelah ngulet ala ala aku langsung masuk tenda dan menyiapkan barang apa saja yang akan dibawa untuk summit. Setelah semua barang siap aku mengambil air yang jaraknya tak terlalu jauh dari tempat camp. Aku mengisi full semua tempat persediaan air agar tak mengisi lagi pada malam hari. Oiya air disini sangat segar berbeda dengan air pos 2 Sembalun.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sang surya pun mulai meninggalkan bumi bagian Lombok yang menandakan saatnya untuk memasak. Yap betul memasak agar makan malamnya tak terlalu malam dan bisa istirahat lebih lama. Menu makan malam kali ini adalah nasi sup ayam, dingin dingin biar anget makan sup. Setelah menyantap habis makan waktunya memandangi langit malam. Tak terasa waktu di arloji telah menunjukan pukul 8 malam, saatnya untuk tidur!
baca juga: Backpacker ke Raja Ampat
Tepat pukul satu malam alarm sudah berbunyi, tandanya untuk bangun dan summit puncak Anjani! Aku langsung mengecek semua persiapan untuk summit, setelah semuanya siap waktunya menyiapkan makanan. Menu makan sebelum summit adalah roti bakar isi keju, selesai kacang dan mesis.
Setelah semaunya siap aku berangkat menuju puncak pukul 2 malam. Oiya jika kamu mendaki dengan banyak orang lebih baik mendaki sebelum pukul 1 malam.
Awal perjalanan langsung akan melewati punggungan terlebih dahulu dengan pasir yang cukup labil tapi jika sudah melewati punggungan pasir akan lebih stabil dan jalan tak securam ketika melewati punggungan. Perlu ekstra hati-hati karena kiri kanan jurang mengaga siap menyambut apabila salah langkah.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah melimpir dengan medan cukup datar kamu akan tiba di tanah merah, nah dari tanah merah perjalanan sudah cukup menanjak curam. Medan akan terus menanjak ketika sudah memasuki leter L, tanjakan S, leher angsa (sebutannya banyak). Ketika memasukinya pasir sangat tidak stabil dan sulit diinjak seperti summit Semeru. Tapi harus terus semangat karena berarti puncak sebentar lagi!
Akhirnya setelah 3 jam bercumbu dengan pasir Anjani sampai juga aku di puncak! yeay puncak Anjani! Sepertinya aku sampai terlalu cepat karena masih jam 5 pagi dan sang surya baru akan muncul jam 06.09 itu tandanya aku harus menunggu sampai sang surya terbit. Aku menunggu di bebatuan sebelum puncak untuk menghindari angin yang akan menambah dingin. Oiya selama di perjalanan kalo istirahat saranku di dekat bebatuan ya biar tak kena angin, angin di Rinjani cukup kencang dan membuat bertambah dingin.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Di puncak aku menikati biskuit demi biskuit dan roti yang tadi sudah dipersiapan dari Plawangan. Oiya jangan lupa bawa air ya karena tak terdapat sumber air selama perjalanan. Setelah puas menikmati puncak Anjani dan berfoto aku turun pukul 07.00. Saranku jangan terlalu lama di puncak karena terik matahari sangat menyengat dan puncak Anjani tak terlalu luas jadi pengertiannya untuk bergantian :p
Perjalanan turun pastinya lebih cepat dari pada naik, hanya 2 jam aku sudah sampai di tenda dan bersiap untuk langsung tidur sebentar.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Jam 10 aku mulai memasak dan setelah itu pada setengah 12 aku sudah siap untuk turun ke Segara Anak. Perjalanan ke Segera Anak memalui medan berupa tangga bebatuan yang cukup curam. Setelah jalan menurun kamu akan melewati beberapa bukit dengan naik sedikit dan melewati beberapa jembatan. Aku menempuh perjalanan selama 3 jam untuk bisa sampai di danau.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah sampai di Segara Anak waktunya mencari spot untuk membuka tenda dengan pemandangan yang bagus. Setelah mendapatkan spot bagus waktunya tidur sore sejenak :p
Ketika bangun sudah jam setengah 5 sore dan aku berjalan-jalan di sekitar danau sekaligus mengisi air di belakang danau untuk persedian pulang besok. Jika suka memancing kamu juga dapat menancing di danau tapi jika tak bawa alat pancing dan tetap ingin makan ikan kamu bisa membelinya ke pemancing yang ada di sekitar danau.
Terang pun mulai berganti dengan gelap. Berarti waktunya mandi di air panas. Jarak air panas hanya sekitar 10 menit dari danau dan kamu bisa berendam untuk melepas lelah. Aku sendiri lebih senang berendam ketika malam karena lebih terasa enak enak gimana gitu :p
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah puas berendam waktunya balik dan menjemur baju di tenda agar bawaan pulang besok tak terlalu berat. Waktunya makan malam dan menu kali ini adalah oatmeal dengan buah-buahan. Tak terasa jam di arloji sudah menunjukan pukul 9 malam yang mendandakan waktunya untuk tidur.
Jam 4 aku sudah terbangun dan bersiap-siap, setelah semua selesai waktunya hunt milky way! Yap karena milky way baru turun dengan posisi bisa foto dengan pas sekitar jam 3-5 pagi. Untuk mengetahui jadwalnya kamu bisa download applikasi SkyWiew di smartphonemu.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah semua siap aku bergegas menuju Plawangan Senaru. Aku berangkat setengah 7 karena tak mau kesiangan di Plawangan Senaru. Oiya usahakan sampai sebelum jam 11 siang karena setelah itu kabut akan menutupi pemandangan Rinjani dan Segera Anak jadi kamu tak bisa deh melihat pemandangan dengan uang sepuluh ribu.
Perjalanan menuju Plawangan Senaru akan menanjak dengan medan tanah sampai di Batu Ceper. Setelah Batu Ceper medan akan berupa batuan dengan sebelah kiri jurang. Jalur cukup terjal dan terdapat pengangan berupa tali baja tapi kamu harus berhati-hati karena beberapa tali baja yang berkarat siap menggores tanganmu.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah menempuh perjalanan menanjak sekitar 2.5 jam akhirnya aku sampai di Plawangan Senaru tepat pukul 9 dan masih belum berkabut! iya dong belum kan masih jam 9 pagi.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Sumber: Dokumentasi Penulis
Karena perut sudah keroncongan akhirnya aku masak terlebih dahulu, menu makan siang kali ini adalah spagethi bertabur keju dan potongan daging ham. Komporku sempat ngambek disini yang membuat perasaan harap-harap cemas datang karena tinggal itulah sisa makanan yang aku punya. Dengan penuh perjuangan dan kesabaran akhirnya kompor dapat menyala kembali seperti sedia kala. Setelah 2 jam di Plawangan Senaru dan merasa sudah sangat terbakar waktunya untuk turun ke Senaru.
baca juga: tips mendaki rinjani untuk pemula
Perjalanan turun dari Plawangan-Pos 3 sebaiknya siapkan masker karena perjalanan akan sangat berdebu, Bukit Penyesalan debunya lewat! Siap-siap main perosotan deh pokoknya :p
Setelah sampai di Pos 3 aku istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Perjalanan dari pos 3- desa Senaru berupa hutan kanopi yang sangat lebat, bahkan di beberapa titik tak tembus sinar sang surya. Di perjalanan turun aku berlari sepanjang perjalanan karena jalurnya memang sangat mendukung untuk berlari.
Karena kehabiasan air aku akhirnya mengisi air di Pos 2 tapi ketika mengisi air aku mempunyai pengalaman yang menengangkan. Saranku sih jangan berhenti dan mengambil air apalagi ketika lewat sudah gelap. Jangan deh terlalu menenggangkan biar aku saja, kamu tak akan kuat :p
Setalah melewati hutan senaru selama 3,5 jam ahkirnya aku tiba di Pintu Senaru. Yeay ahkrinya tiba juga di Senaru saatnya mencari yang dingin-dingin. Oiya disini terdapat warung jadi bisa jajan deh.
Sumber: Dokumentasi Penulis
Setelah jajan aku langsung menuju Desa Senaru agar bisa segera istirahat. Perjalanan dari pintu Senaru-Desa Senaru sekitar 15 menit. Ada juga ojek tapi karena lari itu lebih sehat ya harus lari dong (padahal hemat uang :p). Oiya aku bermalam di basecamp Pak Nursaat, disini tak dipungut baiya sama sekali tapi jika ingin memberikan sumbangan tinggal masukan saja ke kotak yang tersedia. Kalo bingung yang mana basecampnya tanya saja orang Senaru pasti tahu kok.
Aku sendiri sudah menganggap Pak Nursaat sebagai orangtau ku jika sedang berada di Lombok. Oiya Pak Nursaat juga menyediakan jasa transportasi dan logistik jadi kamu bisa memesan langsung ke beliau. Jangan lupa membeli oleh-oleh di Pak Nursaat ya untuk membantu agar basecamp tetap ada.
Setelah sampai basecamp waktunya bersih-bersih dan beristirahat. Tak lupa juga liat-liat foto yang sudah diabadikan semala empat hari. Aku kembali ke bandara esok harinya karena memang sudah memasan tiket pada siang hari. Jadi sambil menunggu barengan untuk esok hari yang akan ke bandara. Baik banget kan nunggu orang yang mau ke bandara (baca agar biayanya lebih murah :p)
Nah itulah cacatan perjalanan ke Rinjani, semoga pendakian mu ke Anjani dapat sukses juga ya dan dapat kembali ke rumah masing-masing dengan selamat! Selamat mendaki, Salam Rimba!
Ringkasan Perjalanan:
Hari pertama: Bandara Lombok-Sembalun
Hari kedua: Sembalun-pos 3
Hari ketiga: Pos 3-Plawangan Sembalun
Hari keempat: Plawangan Sembalun-Puncak Rinjani-Puncak-Plawangan Sembalun-Danau Segara Anak
Hari kelima: Danau Segera Anak-Plawangan Senaru-Senaru
Hari keenam: Senaru-Bandara Lombok
catatan:
- Mobil AVP Bandara-Sembalun = 500k (bisa muat 6 orang jadi biaya bisa dibagi 6)
- Mobil AVP Senaru-Bandara = 500k (bisa muat 6 orang jadi biaya bisa dibagi 6) ada juga elf sedang dan besar silakan hubungi langsung Pak Nursaat +62 822 4740 1566
- Tiket Rinjani 4 hari = 32.500
- Ojek pintu Senaru-Desa Senaru = 20k dan semakin malam semakin mahal