Home Catatan Perjalanan Catatan Pendakian Gunung Pulosari

Catatan Pendakian Gunung Pulosari

Gunung yang terletak di pandegelang ini memang tidak seterkenal papandayan ataupun gede, padahal letaknya sama-sama tak terlalu jauh dari Jakarta. Mungkin karena ketinggiannya atau akses dan informasi yang tidak terlalu banyak? Pulosari mempunyai ketinggian 1346 mdpl tapi jangan sekali kali meremehkan ketinggiannya, tracknya pun cukup menantang untuk didaki.

Sabtu sore mengawali keberangkatanku yang diiringi hujan menuju terminal Kalideres. Aku memutuskan naik bus untuk menuju Pulosari bersama kedua orang temanku, yaitu Danil dan Madi. Pukul 4 sore kami berangkat dengan bus tujuan Labuan. Ya seperti biasa kondisi Jakarta sangat macet, bukan Jakarta namanya kalo tidak macet.

Sekitar pukul 8 aku sampai di pertigaan Mengger, oiya turunnya di pertigaan Mengger ya jangan sampai Labuhan. Ongkos bus 40rb untuk sekali jalan , tidak ada tiket resmi dan dari Kalideres bus ada sampai pukul 10 malam menurut info yang aku dapatkan dari kondektur.

Hola Pandegelang!

Sampai di pertigaan Mengger cacing di dalam perut sudah tak bisa diajak berdamai lagi dan kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu. Karena sudah malam sudah tak ada lagi angkot yang menuju berseliweran di Mengger. Kami sempat ngobrol-ngobrol dengan warga sekitar tapi katanya “jarang dek yang mau nganter kesana kalo udah malem, sekalinya ada pasti mahal”.

Kami memutuskan untuk melihat keadaan terlebih dahulu di depan alfamart, ada seorang tukang ojek yang menawari ke pulosari dengan harga 100rb. biasalah kantong backpacker merasa mahal untuk harga segitu.

Aku melihat seorang yang memakai style pendaki dengan memakai carrier dan sepatu gunung. Ketika aku sapa ternyata dia tidak ingin mendaki, dia mau pulang tapi kebetulan rumahnya tak jauh dari basecamp Pulosari. Katanya “susah kalo malem gini mau kesana, mesti booking dulu ojeknya kalo ngga mahal”.

Setelah ngorol-ngobrol akhirnya ojek yang sudah di booking datang dan kami ditawari untuk diantar juga. Sebelum itu aku bertanya berapa harganya dan abang ojek mengatakan 40rb, kami pun mengangguk karena tak ada pilihan lain.

Setelah perjalanan sekitar 40 menit akhirnya aku tiba di basecamp, sungguh 40 menit yang melelahkan karena ojeknya memakai motor Satria FU yang jok tengahnya di papas plus jalan rusak, jadi ya begitulah kalian harus merasakan sendiri. Beberapa menit berlalu Danil belum sampai dan tak lama kemudian dia nge-Line bahwa ban ojeknya bocor. Ojek yang aku naiki akhirnya menjemput Danil karena kasihan akhirnya aku membayar 50rb.

Basecamp Pulosari
Basecamp Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Basecamp Pulosari
Basecamp Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Sampai di basecamp terdapat beberapa orang pendaki yang sudah bersiap siap ingin naik pada malam hari. Kami yang hanya membawa daypack memang memutuskan untuk naik pada besok pagi jam setengah 6 dan memutuskan tidur di depan warung dengan bapak penjaga parkiran. oiya aku mendaki dengan teknik ultralight hiking. Ada 3 warung dibasecamp yang berjualan makanan dan souvenir.

Jam 5 pagi aku sudah terbangun tapi warung belum buka karena sebelum mendaki kami mau isi tenaga dulu. Baru pada jam 7 pagi akhirnya warung buka dan kami langsung memesan makanan. Jam setengah 8 kami baru start mendaki, padahal rencana awal jam setengah 6, ya apa boleh buat karena harus isi bensin dulu.

baca juga catatan perjalanan baduy dalam

Baru berjalan 5 menit sudah sampai di Pos 1, disini kami melapor dan registrasi terlebih dahulu. Untuk satu orang dikenakan biaya 10rb. Setelah lapor dan membayar kami melanjutkan perjalanan kembali, kondisi jalan masih datar dengan batuan yang cukup licin, jadi hati-hati ya dijaga hatinya eh maksudnya dijaga langkahnya.

Tanjakan Pohara 1000
Tanjakan Pohara 1000
Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah pos 1 jalan mulai menanjak dan melewati tanjakan pojara 1000 tangga! Bayangin ada seribu tangga tapi aku tak menghitungnya satu satu sih. Kondisi jalur cukup jelas dan melewati beberapa warung ternyata. Kalo tahu begitu kami tak usah menunggu warung di basecamp buka.

Warung di jalur Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah 20 menit berjalan akhirnya kami tiba di Curug Putri. Kami istirahat sejenak menikmati keindahan curug dan sekitarnya. Sungguh sayang alirannya sedang surut padahal dari kemarin hujan. Oiya di Curug Putri juga ada warung jadi kamu bisa makan sambil menikmatinya.

Curug Putri
Curug Putri
Sumber: dokumentasi pribadi

Kemudian kami melanjutkan perjalanan, dari Curug langsung disungguhkan tanjakan berbatu yang cukup terjal dan licin tapi tenang disediakan tali untuk berpegangan. Setelah curug jalur sudah cukup menanjak dengan hutan yang cukup rimbun.

Tanjakan Jalur Pulosari
Tanjakan Jalur Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah sekitar 50 menit berjalan kami sampai di kawah Pulosari, disini juga menjadi tempat camping karena kondisi yang datar dan cukup luas. Di kawah juga terdapat beberapa warung. Bau belerang cukup menyengat, wajar saja karena berada di kawah gunung!

Kawah Pulosari
Kawah Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Kami berisitrahat hanya sebentar dan kembali melanjutkan perjalanan ke puncak. Terdapat dua pilihan jalur untuk menuju ke puncak. Pertama jalur yang cukup landai dengan mengitari punggungan dan kedua jalur yang terjal. Kami memilih untuk melewati jalur yang terjal.

Jalur dari Kawah ke puncak
Jalur dari Kawah ke puncak
Sumber: dokumentasi pribadi

Benar saja jalur jalurnya benar-benar terjal. Tak ada petunjuk arah tapi cukup jelas jika melihat dengan seksama jalurnya. Di beberapa titik kami harus merangkak untuk naik secara perlahan. Kondisi jalur yang habis di guyur hujan semalam membuat semakin licin dan kondisi batuan mempunyai lumut yang cukup tebal.

Jalur dari Kawah ke puncak
Jalur dari Kawah ke puncak
Sumber: dokumentasi pribadi

Setelah 50 menit berjalan di jalur yang terjal akhirnya kami sampai juga di puncak pulosari. YEAY akhirnya PUNCAK!

Puncak pulosari terbuka jadi bisa melihat pemandangan di sekitarnya tapi sayang ketika kami di puncak kondisi mendung dan kabut tipis juga perlahan mulai turun. Kami menikmati puncak sambil memakan biskuit gandum dan nanas tapi tunggu, nanasnya belum dikupas! Danil akhirnya mengupas nanas dengan susah payah karena baru pertama kali.

Tugu Puncak Pulosari
Tugu Puncak Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Puncak-Pulosari
Puncak-Pulosari
Sumber: dokumentasi pribadi

Karena langit semakin gelap yang seakan sedang tak bersahabat akhirnya pukul 11.00 kami menutuskan untuk turun. Kami tak melewati jalur yang terjal karena ingin melewati jalur satunya lagi yang memutari punggungan terlebih dahulu.

Perjalanan turun ditemani dengan hujan sampai kawah. Kami hanya berenti sejenak di kawah untuk membetulkan jas hujan yang tak terpasang dengan baik karena terburu-buru. Di perjalanan turun kami juga berhenti sejenak di warung dan Danil memesan Marimas. Harganya 5rb dengan es, padahal kondisi baru berhenti hujan kami malah minum dengan es!

baca juga tips mendaki gunung rinjani

Tepat jam 1 kami tiba di pos 1 dan ngobrol-ngobrol sejenak dengan penjaganya. Gunung Pulosari dibuka sepanjang tahun, tak ada larangan khusus tapi tidak diperbolehkan membawa kembang api. Oiya satu lagi ini merupakan hal yang wajib dilakukan di gunung manapun, jangan lupa bawa kembali turun sampah dan jangan membuang sampah di sepanjang jalur.

Setelah mengisi perut dan bersih-bersih kami bersiap untuk kembali ke Jakarta. Perjalanan pulang kami memutuskan naik kerta dari Rangkasbitung karena ingin merasakan sesuatu yang berbeda.

Dari basecamp kami memesan ojek dengan biaya 15rb sampai Pasar Pari. Setelah tiba di pasar Pari kami melanjutkan perjalanan dengan naik angkot ke Terminal Pandegelang dengan biaya 10rb. Dari Terminal Pandegelang kembali naik angkot sampai Rangkas dengan biaya 10rb.

Dari Rangkas naik angkot kembali menuju Stasiun Rangkas dengan biaya 5rb. Dari rangkasbitung kami naik KRL menuju Tanah Abang dengan biaya 8rb tapi karena rumah yang berjauhan kami turun di stasiun yang berbeda.

Nah itulah pendakianku ke Pulosari, jika ingin bertanya atau masih kebingungan silakan komen atau pm aku langsung. Semoga pendakianmu sukses dan selamat sampai di rumah masing-masing, Salam rimba!

Tips

Kendaraan Umum  Naek bus

Naik bus dari Kalideres tujuan Labuhan, turun di pertigaan Mengger (bus ada sampai  jam 10 tapi jika hari libur kadang ada sampai jam 12 malam) harga 30-40rb

Jika tiba di pertigaan Mengger sebelum pukul 6 sore bisa naek angkot sampai Pasar Pari harga 6rb

Dari Pasar Pari naik ojek sampai basecamp harga 15rb

Jika pergi dengan banyak orang bisa carter angkot sampai basecamp dengan harga 150rb

Kendaraan Umum Via Kereta

Naik Commuter Line dari Tanah Abang – Rangkasbitung harga 8rb

Dari Rangkabitung naik angkot ke Terminal Rangkas harga 5rb

Dari Terminal Rangkas naik angkot Ke Terminal Pandegelang harga 10rb

Dari Terminal Pandegelang naik ankgot ke Pasar Pari harga 10rb

Dari Pasar Pari naik ojek sampai basecamp harga 15rb

 

Buatmu yang membawa kendaraan pribadi bisa di parkir di basecamp

Kontak pos penjaga Pulosari : 0812 1375 7960

*sumber foto: 1.bp.blogspot.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Catatan Perjalanan Jembatan Gantung Situ Gunung

Langkah kaki ini mengarah ke Sukabumi atau temanku menyebutnya dengan nama Like Earth. Tujuan kali ini adalah mengunjungi Jembatan Gantung Situ Gunung yang lagi...

Catatan Perjalanan Rammang-Rammang Makassar

Tujuanku kali ini adalah mengunjungi Rammang-rammang yang berada di Maros, Sulsel. Untuk kamu yang tak punya banyak waktu dan bingung mau kemana...

Si Biru nan Cantik itu Bernama Danau Kaco

Setelah mendaki Gunung Kerinci ada sebuah danau yang wajib kamu kunjungi, yaitu Danau Kaco. Danau yang terletak sekitar 2 jam dari Kayu...

5 Film Survival Terbaik yang Wajib Ditonton

Petualangan di alam bebas menjadi salah satu film yang sangat menarik untuk ditonton tapi tak semua film berjalan sesuai harapan penonton. Banyak...